"Jadikan Setiap Tempat Sebagai Sekolah dan Jadikan Setiap Orang Sebagai Guru" - Ki Hajar Dewantara -
Sukses Menghadirkan Narasumber Berkompeten Di Bidang Pendidikan, Webinar #11 Komunitas Belajar Satriatama Mendapat Apreasiasi Khusus Dari Pengawas Dinas Pendidikan, Pemuda, Dan Olahraga Kota Yogyakarta
SATMADIA - Jumat (25/10/2024), Komunitas Belajar Satriatama melaksanakan webinar series 11 di PMM. Webinar dihadiri peserta secara daring dan luring serta dimoderatori oleh Bapak M. Happy Alhaq Sahara, S.Pd., Gr., beliau adalah salah satu guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 6 Yogyakarta. Bertajuk “Menjadi Guru Kekinian, Mungkinkah?” menghadirkan Bapak Sugiana, M.Pd. Pengawas Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta sebagai keynote speaker dan Ibu Cici Tri Wanita, M.Sc. sebagai narasumber dari Inspirasi Foundation. Inspirasi Foundation itu sendiri adalah bagian dari jejaring Global School Leaders (GSL) yang berfokus pada peningkatan kualitas kepemimpinan pendidikan yang berpusat di Jakarta.
Ibu Cici Tri Wanita, M.Sc. adalah narasumber utama hari ini di Webinar series #11 Komunitas Belajar Satriatama. Beliau adalah Direktur Program Inspirasi Foundation. Dalam pemaparannya mengenai trik menjadi guru kekinian, beliau sukses menghanyutkan pikiran peserta webinar yang mengikuti secara daring di PMM maupun luring di ruang BDR SMPN 6 Yogyakarta. Peserta webinar adalah Bapak Ibu guru SMPN 6 Yogyakarta dan guru di seluruh Indonesia yang tergabung di Zoom dalam PMM.
Bagaimana tidak, narasumber mengajak Bapak/Ibu guru untuk flash back membandingkan karakter peserta didik saat ini dengan peserta didik di masa 5 sampai 10 tahun yang lalu. Jawaban sebagian besar peserta webinar adalah karakter peserta didik saat ini dengan 5 sampai 10 tahun yang lalu memang berbeda. Perbedaan itu pun disampaikan secara lengkap oleh narasumber.
Dengan adanya penemuan perbedaan tersebut, narasumber memberikan penjelasan alasan maupun solusi agar para guru tetap bisa menjadi guru kekinian, dengan memahami tiga karakter peserta didik saat ini. Peserta didik yang terdominasi dengan dunia digital dan cakap teknologi, peserta didik yang memiliki karakter tingkat konsentrasi yang singkat, dan peserta didik yang berorientasi serta termotivasi dengan lingkungan sosial.
Dalam menghadapi itu semua, disampaikan strategi yang sesuai dalam menghadapi karakter peserta didik masa kini dengan menerapkan 3M, yaitu Memulai, Memberikan, dan Menyediakan. Memulai mengajar dengan materi yang singkat, memberikan kesempatan aktualisasi diri pada peserta didik, dan menyediakan umpan balik.
Setelah sesi pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi tanya jawab menghasilkan sebuah solusi bagi penanya tentang tanggapan dalam proses pembelajaran di kelas yang tidak berjalan sesuai rencana. Acara diakhiri dengan penyampaian simpulan oleh moderator.
Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari Bapak Sugiyana, M.Pd. sebagai pengawas Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta yang mengatakan bahwa Komunitas Belajar Satriatama sangat menginspirasi dengan selalu membuktikan diri tetap konsisten mengadakan webinar dan praktik baik yang menghadirkan narasumber berkompeten. Apresiasi positif juga disampaikan beliau atas konsistensi perencanaan kombel yang akan menghadirkan narasumber dari guru-guru SMPN 6 Yogyakarta dalam Satriatama Berbagi Praktik Baik.
Bertajuk “ Gamifikasi Pembelajaran dan Pengelolaan Katarsis dalam Pendampingan Aktivitas Siswa”, kegiatan ini mengundang Bapak Sugiyana, M.Pd., Pengawas Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, sebagai keynote speaker.
Menurut Bapak Sugiyana, M.Pd, sebagai guru, kita harus bisa mengawal dan membimbing anak agar bisa mengikuti proses pembelajaran dengan cara menyenangkan hingga mendapatkan hasil yang baik. Kemudian, dengan kemajuan teknologi yang melekat di dunia anak-anak, terutama penggunaan gadget, gamifikasi dapat memberikan efek positif dan negatif untuk anak-anak sehingga gamifikasi dalam pembelajaran sangat dibutuhkan.
Bapak Sugiyana, M.Pd menambahkan bahwa “Gamifikasi dan katarsis dalam pembelajaran harapannya dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menjadikan peserta didik lebih menikmati pembelajaran yang disampaikan oleh guru,”. Melalui webinar tersebut, diharapkan Bapak/Ibu guru di seluruh Indonesia, terutama peserta webinar, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui gamifikasi pembelajaran dan pengelolaan katarsis.
Webinar kali ini diisi oleh Bapak Boma Brahmadhanu, S.Pd. sebagai narasumber 1 dan Bapak M. Najibulloh Faozi, S.Pd. sebagai narasumber 2. Menurut Bapak Boma, terdapat perbedaan antara gamifikasi dan Games Based Learning. Gamifikasi adalah sebuah metode yang memasukkan elemen-elemen game/permainan ke dalam pembelajaran (belajar sembari bermain) sedangkan Games Based Learning adalah bermain sebagai dasar pembelajaran (bermain sambil belajar).
Bapak Boma juga menuturkan, tiga kalimat pembuka sebelum masuk materi webinar, yaitu saya siap untuk bahagia, saya siap untuk sehat, saya siap untuk belajar. Tiga kalimat tersebut dapat digunakan untuk menyemangati Bapak/Ibu guru dalam memulai pembelajaran di kelas.
“Gamifikasi bukan membuat sebuah game tapi menggunakan perangkat sederhana untuk menerapkan proses gamifikasi dalam pembelajaran di kelas. Jadikanlah kelas itu taman surga untuk bermain anak-anak dalam proses pembelajaran. Mau mencoba dan mulai aja dulu. Nikmatilah saja prosesnya karena sejatinya manusia adalah pembelajar sepanjang hayat.” Tutur Bapak Boma dalam pemaparan materi Gamifikasi dalam pembelajaran.
Selain membahas gamifikasi, materi selanjutnya adalah tentang katarsis pembelajaran dalam pendampingan aktivitas belajar siswa yang disampaikan oleh Bapak M. Najibulloh Faozi, S.Pd. Beliau adalah salah satu guru Bimbingan Konseling di SMPN 6 Yogyakarta. Bentuk katarsis adalah meluapkan emosi negatif ke kegiatan positif, seperti menyanyi, berteriak, bercerita dengan teman menulis, memukul benda mati; olahraga dan meditasi, menikmati karya seni; menonton pameran, menonton film.
Menurut Bapak Najib, “emosi yang tertahan bisa menyebabkan ledakan emosi berlebihan, maka dari itu diperlukan sebuah penyaluran. Penyaluran emosi yang konstruktif ini disebut dengan katarsis dan katarsis dilakukan secara sadar.” Penyampaian materi yang diselingi dengan kuis sederhana menggunakan Mentimeter ini, menambah ketertarikan peserta webinar yang hadir secara daring dan luring. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab yang disampaikan oleh Ibu Endang Sri Wahyuli, S.Th., Gr. tentang bagaimana menyikapi luapan emosi negatif peserta didik dan dijawab dengan baik oleh Bapak Najib.