"Jadikan Setiap Tempat Sebagai Sekolah dan Jadikan Setiap Orang Sebagai Guru" - Ki Hajar Dewantara -
Belajar Bersama MGMP Agama dan Budi Pekerti SMPN 6 Yogyakarta dalam SATRIATAMA Berbagi Praktik Baik #9 Komunitas Belajar SATRIATAMA
SATMADIA - Rabu (11/12/2024), Komunitas Belajar Satriatama melaksanakan kegiatan Satriatama Berbagi Praktik Baik Seri 9. Berbagi praktik baik kali ini dibersamai oleh Bapak/Ibu guru Agama dan Budi Pekerti, yaitu Barmawi, S.Pd.I., Endang Sriwahyuli S., S.Th., Gr., Fithrotul Aqidah, S.Pd., dan Anselmus Leduq, S.Fill. Kegiatan berlangsung seru dengan karakteristik penyampaian yang menarik dari ke-empat guru tersebut.
Dibuka dengan pantun oleh Erningsih, S.Pd., guru IPS sebagai moderator kemudian dilanjutkan dengan narasumber pertama, yaitu Barmawi, S.Pd.I. Barmawi, S.Pd.I. adalah guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, beliau adalah guru senior yang kerap kali juga dipanggil “Pak Dalang”. Kecintaannya terhadap seni wayang dan juga menekuni dunia dalang pewayangan, beliau menyampaikan materi yang bertajuk ” Karakter Guru menurut Serat Centhini Karya Pakubuwono ke-V”. Dalam serat centhini sifat pujangga ada 8 hal dan ada 6 karakter/kode etik yang sering dipakai. Sifat-sifat tersebut adalah Mardibasa, Mardaweng Lagu, Awicarita, Nawungkrida, Sambegana, dan Paramamarta. Menurut Barmawi, “Sebagai guru, kita memiliki karakter dan kode etik tersebut untuk menunjang nilai keseharian kita terutama saat menghadapi peserta didik”.
Narasumber berikutnya disampaikan oleh Endang Sriwahyuli S., S.Th., Gr. sebagai guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dengan materi berjudul “Menciptakan gaya komunikasi yang menyenangkan dengan peserta didik di era digital”. Guru yang terkenal pintar menyanyi ini, memaparkan betapa pentingnya bahasa komunikasi yang menyenangkan dengan anak-anak di era saat ini. Menurutnya, bahasa komunikasi yang mudah diterima, penuh rasa empati, dan adanya selipan humor adalah karakteristik gaya komunikasi yang menyenangkan untuk peserta didik. Endang Sriwahyuli mengatakan bahwa, “Banyak tantangan komunikasi di era digital ini, tapi yang terpenting adalah seimbangkan antara bahasa verbal dan non-verbal dengan melibatkan emosi.”
Disusul oleh guru Agama Fithrotul Aqidah, S.Pd., beliau memaparkan materi yang berkaitan dengan kebiasaan baik peserta didik menggunakan buku afeksi. Buku afeksi dapat digunakan sebagai penunjang rasa tanggung jawab peserta didik dengan segala kegiatan keseharian mereka di rumah maupun di sekolah. Adanya peran penting dari orang tua dalam membersamai kegiatan anak, terutama di rumah. Menurut Fitroh, “komunikasi dengan orang tua memiliki peran penting untuk memantau dan memonitior kegiatan anak di rumah”.
Anselmus Leduq, S.Fill. adalah narasumber terakhir di kegiatan hari ini, beliau menyampaikan tentang “Metode katekese kreatif dalam meningkatkan pendidikan iman anak”. Metode Katekese adalah metode pembelajaran Kristen yang dapat dilakukan di gereja, sekolah, maupun di masyarakat dengan media visual, audio, dan aktivitas. Keunggulan metode katekese; meningkatkan keterlibatan, mengakomodasi beragam gaya belajar, membangun relasi, dan memperkuat ingatan.
Kegiatan hari ini ditutup dengan penguatan materi oleh Ibu Kepala SMPN 6 Yogyakarta, Ibu Dwi Isnawati, S.Pd. Beliau menyampaikan bahwa Bapak/Ibu guru dapat menyerap berbagai materi hari ini kaitannya dengan peningkatan nilai pembelajaran di rapor pendidikan. (AI)