satmadia 2024
Ruang BDR dan Zoom PMM KomBel Satriatama "Pecah" Atas Kehadiran Dosen UAD dalam Webinar Series #12
oleh: Ari Indrawati - 8 November 2024
SATMADIA - Rabu (13/11/2024), Komunitas Belajar Satriatama melaksanakan webinar berbagi praktik baik series 14 di PMM. Webinar kali ini terasa istimewa karena diisi oleh dua narasumber muda berbakat SMP Negeri 6 Yogyakarta, yaitu Ibu Vivi Dwi Nafsika, S.Pd. guru mata pelajaran IPA dan Ibu Dian Rahmawati, S,Pd. guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Di usianya yang masih muda, para narasumber adalah guru profesional yang memiliki talenta luar biasa di dunia mengajar dan meningkatkan motivasi serta bakat peserta didik di SMPN 6 Yogyakarta. Bertajuk “Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal”, acara dibuka oleh moderator webinar, Ibu Dra. Sri Astuti, M.Pd. dengan salam dilanjutkan berdoa, kemudian mempersilakan Ibu Dwi Isnawati, S.Pd. selaku Kepala SMPN 6 Yogyakarta untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi praktik baik yang akan disampaikan oleh “duet keren guru muda SMPN 6 Yogyakarta”.
Webinar yang dihadiri peserta secara luring dan daring ini, berlangsung dengan memukau. Ibu Vivi menyampaikan materi tentang pembelajaran kontekstual berbasis kearifan lokal mata pelajaran IPA. Dalam paparannya, beliau menjelaskan cara mengajar peserta didik di pelajaran IPA dengan menggunakan alat, bahan, dan media pembelajaran dari lingkungan sekitar peserta didik. Bahkan bumbu dapur pun bisa digunakan sebagai bahan praktik sekaligus memperkenalkan bumbu dapur Indonesia kepada peserta didik. “Pelajaran IPA lebih baik disampaikan dengan lebih banyak praktik langsung di laboratorium maupun lingkungan sekolah ketimbang hanya teoretis.” kata Ibu Vivi dalam paparannya. Beliau juga berpendapat bahwa praktik langsung di laboratorium ataupun lingkungan sekolah, akan lebih berkesan dan efektif daripada menggunakan laboratorium digital.
Narasumber kedua, Ibu Dian Rahmawati, S.Pd. juga cukup memukau peserta webinar kali ini. Beliau memaparkan praktik baiknya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Satu hal yang membuat semua heran dan tertawa, saat beliau mengatakan bahwa, “anak-anak kita ternyata banyak loh yang tidak tahu kentongan.” Budaya-budaya Indonesia ataupun di sekitar lingkungan peserta didik, sebetulnya banyak yang bisa kita gunakan sebagai media dalam pembelajaran. Selain memperkenalkan budaya lokal, kita juga sebagai guru setidaknya dapat ikut andil melestarikan kebudayaan lokal di lingkungan sekolah melalui pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kearifan lokal juga dikaitkan dengan kebiasaan bahasa sehari-hari pada peserta didik di sekolah.
Setelah sesi pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi tanya jawab yang dilontarkan oleh Ibu May Sharoh, Ibu Eka Winishuda, Ibu PAminta, Bapak Ahsan, Bapak Happy, dan Ibu Ari Indrawati mendapatkan solusi maupun tanggapan yang berkesan dari kedua narasumber.
Webinar ditutup dengan kesimpulan dari moderator yang mengatakan bahwa, “Banyak manfaat yang didapatkan dari pembelajaran kontekstual berbasis kearifan lokal. Pembelajaran ini dapat dilakukan secara berkesinambungan jangan hanya dilakukan satu kali tapi perlu diulang berkali-kali agar peserta didik dapat memahami materi dengan baik.” (AI)