satmadia 2024
Sosialisasi Kependudukan DP3AP2KB di SMPN 6 Yogyakarta
oleh: Hayati Setyaningsih - 19 Maret 2024
SATMADIA - Selasa (19/03/2024), SMP Negeri 6 Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) mengadakan acara sosialisasi kependudukan. Acara tersebut dilaksanakan di ruang BDR SMP Negeri 6 Yogyakarta. Waktu mulai acara tersebut sejak pukul 10.00 sampai dengan 11.00 WIB. Peserta acara sosialisasi kependudukan tersebut terdiri dari anggota OSIS, Satgas, Bapak dan Ibu guru SMP Negeri 6 Yogyakarta.
Acara sosialisasi kependudukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) kali ini mengusung tema “Antisipasi Bullying Perundungan terhadap Teman Sebaya di Sekolah.” Selaku narasumber Ibu Wuri Astuti Syamsudin. Profil beliau adalah seorang fasilitator PATBM, fasilitator bimbingan perkawinan, konselor keluarga (Wakil Ketua BP4 Kota Yogyakarta), mediator (pengadilan agama Kota Yogyakarta), ketua POKJA I TP PKK Kota Yogyakarta, Wakil Ketua PD Aisyiyah Kota Yogyakarta, Majlis Kesejahteraan Sosial PW Aisyiyah Yogayakarta dan inisiator gerakan IMKK. Beliau menjelaskan bahwa dalam Pembangunan karakter pola anak melalui pola asuh, ada tantangan yang perlu dihadapi. Dampak revolusi ekonomi informasi dan teknologi terhadap perkembangan anak dan remaja anak bukan di urus oleh orang tua, anak tidak terawasi, pergaulan bebas, salah asuhan, rendah diri dan agresif. Hakekat pengasuhan anak dan remaja yaitu mendidik, motivasi, keteladanan, tuntunan, perlindungan dan penuh cinta dan kasih sayang. Stategi program pola asuh anak dan remaja di era digital yaitu dengan adanya KISAH (Keluarga Indonesia Sejahtera dan Harmonis), KIAT (Keluarga Indonesia Anti Traficking), KILAS (Keluarga Indonesia Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual), KRISNA (Keluarga Indonesia Sehat Tanpa Narkoba), PKBN (Pembinaan Kesadaran Bela Negara) dan KISAK (Keluarga Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan). Beliau menyampaikan pula bahwa penyebab bullying diantaranya relasi kuasa atau senioritas, faktor lingkungan dan kurang tertanamnya nilai- nilai norma keagamaan, budaya, Masyarakat maupun negara dalam Pembangunan karakter.
Ada beberapa model pengasuhan ideal di keluarga yang nantinya bisa beruapa meminimalisir adanya bullying, diantaranya pembiasaan 4 kata- kata Ajaib (maaf, minta tolong, mohon ijin dan terimakasih), pembiasaan sikap mental positif berfikir-berkata-berbuat benar pada waktu yang tepat, pemenuhan kebutuhan dasar anak, penghargaan apresiasi dan kasih sayang. Selain itu upaya yang perlu di lakukan secara aktif dari pendidik maupun Lembaga Pendidikan yaitu adanya peraturan atau tata tertib yang disepakati sejak awal sekolah antara orangtua dan sekolah, penegakan disiplin yang berlaku setara, pendekatan tenaga pendidik kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar (mendidik, memberi teladan, memberi perlindungan dan penuh cinta dan kasih sayang) serta ada forum bersama secara berkala antara guru, wali murid, sebagai media komunikasi koordinasi solusi. Pesan Ibu Wuri Astuti Syamsudin di akhir acara pastikan ada Kerjasama yang jelas siapa melakukan apa untuk yang terbaik bagi calon generasi muda pemimpin bangsa yang berkarakter dan berbudaya. (HS)